Tradisi Ziarah Kubur Terakhir Bagi Masyarakat Sumenep Sebelum Masuk Ramadhan

Foto: Para peziarah saat mengunjungi sanak keluarganya
1603
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bagi masyarakat Sumenep, ziarah kubur pada kamis sore menjelang malam Jum'at, seakan sudah menjadi tradisi abadi yang berlangsung secara turun temurun.

Apalagi, saat menjelang ziarah kubur terakhir tepatnya saat kamis sore sebelum masuk bulan ramadhan.

Saat itu, masyarakat di Kabupaten Sumenep pada berbondong, melakukan ziarah kubur ke makam sanak familinya, yang lebih dulu menghadap sang kholik.

Kamis, 07 Maret 2024 yang merupakan Kamis terakhir sebelum memasuki Bulan Ramadhan 1445 H/2024 M, masyarakat Kecamatan Kota Sumenep, terpantau ramai melakukan ziarah kubur ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Joko Tole Sumenep.

Jumlah peziarah yang ke lokasi pemakaman tersebut, tidak seperti biasanya, para peziarah terpantau mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dari pantauan Memoonline.co.id, mereka yang datang ke tempat pemakaman umum (TPU) tidak hanya melakukan ziarah saja, tetapi juga melakukan bersih-bersih area makam sepertinya mencabut rumput, menyapu bahkan memotong tumbuhan yang tumbuh di sekitar makam keluarga maupun kerabat yang sudah meninggalinya.

Mereka tak hanya membawa Alquran atau beberapa plastik yang berisi bunga tabur, melainkan mereka juga membawa perabotan lain, untuk membersikan area makam.

Bahkan tidak hanya orang dewasa yang mendatangi TPU, mereka juga mengajak anak serta cucu untuk melakukan ziarah kubur sekaligus bersih-bersih makam.

Salah satu peziarah, Adesotya, warga Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Madura, mengatakan bahwa ziarah kubur sebenarnya tidak hanya dilakukan ketika mendekati Bulan Ramadan saja.

Sebab menurutnya, ziarah kubur adalah salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dan tidak boleh ditinggalkan.

"Karena cuma dengan cara itu kita masih bisa menjaga ikatan persaudaraan atau kekeluargaan, terlepas dari doa-doa yang dilakukan dari rumah," tutur Adesotya, saat dikonfirmisi wartawan di lapangan, Kamis (07/03/2024) sore.

Lebih lanjut, Adesotya memaparkan bahwa sebagai muslim yang baik, apalagi kuburan leluhur juga ada di wilayah yang sama, sebaiknya jangan nunggu harus ada moment seperti ketika akan memasuki Bulan Ramadan baru melakukan ziarah atau nyekar ke makam keluarga ataupun saudara.

Sebab, hanya dengan cara seperti itu seperti bisa berinteraksi langsung dengan orang tersayang yang sudah beda alam.

"Seperti bertatap muka langsung sekalipun hanya dengan batu nisan tapi bisa merasa lebih tenang karena kan ini juga sebagai ungkapan rindu untuk beliau yang sudah di kubur," imbuhnya.

Ditanya makam siapa yang hendak diziarahi, Adesotya mengaku akan menyapa ayah, kakek serta neneknya. Menurutnya, mau bagaimanapun jika sudah tercatat keluarga, selamanya akan terhitung sebagai keluarga walaupun sudah tidak lagi tercatat dalam KK.

"Kita kasih hadiah langsung di sini biar rindunya sedikit terobati. Pun yang di alam sana juga pasti bakalan senang kalau kita datang buat ngedoain karena cuma doa-doa kita yang mereka butuhkan," tutupnya.

Penulis     :    Elok Andriani

-

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Keresehan warga Jember khususnya kaum Hawa terjawab sudah ketika Polisi bergerak cepat mengamankan seorang yang diduga...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Proyek rehabilitasi gedung SMPN II Pasongsongan terpaksa dihentikan setelah ahli waris pemilik lahan, Taufik, melakukan...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Kasus persetubuhan anak dibawah umur dengan terdakwa Mistur warga Desa Oro Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo, memasuki sidang...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Poli Onkologi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, termasuk...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui BKPSDM resmi mengumumkan hasil seleksi administrasi CPNS tahun...

Komentar