MEMOonline.co.id, Madiun- Rakernas Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Madiun dihadiri sejumlah tokoh nasional, termasuk Brigjen Pol R. Achmad Nurwahid (BNPT), Laksamana Muda Dr. Yoos Suryono Hadi, serta Dr. Didik Mukrianto. Mereka membahas isu-isu terkait ketahanan nasional, radikalisme, dan 4 pilar kebangsaan.
Yang menarik perhatian adalah saat Warsito, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pembangunan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, memberikan materi tentang revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Dalam diskusi, Ketua 1 PSHT Pusat Madiun, Sigid Agoes Hari Basoeki, dan Prayogi, SH, menyampaikan pentingnya pembinaan budaya untuk menangkal dampak negatif budaya asing seperti game dan judi online.
Mereka mengusulkan agar pencak silat dijadikan kurikulum atau ekstrakurikuler wajib di sekolah sebagai bentuk pendidikan karakter.
Prayogi menekankan bahwa ancaman asing tidak lagi berupa agresi militer, tetapi lebih berbahaya melalui budaya asing yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa Indonesia.
Dengan pencak silat sebagai kurikulum, diharapkan generasi muda memiliki disiplin, nasionalisme, dan kemampuan bela negara yang kuat.
Warsito merespons positif usulan tersebut dan berjanji akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Pendidikan.
Prayogi juga berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum PB IPSI, dapat menjadikan pencak silat sebagai budaya nasional yang diakui dunia, serta membawa Indonesia lebih maju dan berdaulat di bawah kepemimpinannya.
Penulis : Rawi
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak