MEMOonline.co.id, Sumenep - Sejumlah wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banuajur Barat I, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan aksi protes kepada kepala sekolah setempat, Senin (16/7/2018).
Aksi protes tersebut dilakukan para ibu-ibu ini bersama anak mereka, di depan ruang Kepala SDN Banuaju Barat I. Mereka mendesak Nurdi, kepala sekolah tersebut, hengkang atau memundurkan diri.
Nur Aini, salah seorang walid murid menyampaikan alasannya meminta kepala SDN Banuaju Barat I mengudurkan diri, yakni karena yang bersangkutan tidak respek sebagai seorang kepala sekolah.
“Saya selaku wali murid memang kurang senang dengan kepala sekolah yang sekarang. Karena kurang respek terhadap kebutuhan murid di sini. Selain itu, juga kurang bermasyarakat,” ujarnya.
Tak hanya itu, lebih lanjut Aini menilai kepala SDN Banuaju Barat I tidak memiliki kepedulian terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal tersebut terlihat dari sikap kepala sekolah saat tidak ada guru yang masuk.
“Kalau tidak ada guru lain yang datang, dia (Nurdi) tetap di ruangannya. Tidak mengajari murid. Paling-paling langsung disuruh pulang,” tutur Aini.
Akibatnya, dalam beberapa tahun belakangan SDN Banuaju Barat 1 mengalami kemunduran. Jumlah siswanya merosot dibanding sebelum-sebelumnya.
“Kalau kepala sekolah tetap seperti sekarang dan tidak bisa membawa kemajuan, kami minta harus berhenti. Kalau tidak, meski telah kelas dua anak saya akan dipindah,” pungkasnya.
Kepala SDN Banuaju Barat I, Nurdi menganggap wajar apa yang dilakukan wali murid. Barangkali, katanya, memang ada kekurangan dari pihak sekolah yang perlu dikritisi dan perbaiki ke depan.
“Ke depan dengan manajemen yang lebih baik, kami berharap sekolah ini bisa memiliki murid lebih banyak lagi. Menurut saya tidak masalah wali murid menyampaikan aspirasinya,” kata Nurdi.
Mengenai penilaian yang menyebut dirinya kurang bersosialisasi dengan wali murid, Nurdi mengakui bahwa selama ini dirinya memang jarang menemui wali murid yang mengantarkan anaknya ke sekolah.
“Selain karena bekerja di dalam ruangan, saya juga merasa tidak enak yang mau menemui mereka di luar (tempat wali murid berkumpul). Karena mereka kan ibu-ibu semua. Seandainya bapak-bapak, kan, enak. Tapi kalau mereka ke ruangan, misalnya ada perlu, pasti dilayani,” katanya, menjelaskan. (Ita/diens)