MEMOonline.co.id, Jember - Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan harga sejumlah komoditas bahan pokok di daerahnya, dinilai tidak berhasil dengan baik.
Sebab, berdasarkan rilis Inflasi pada Bulan Desember 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi di sejumlah daerah.
Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Birawa kepada sejumlah wartawan menyampaikan, kegiatan operasi pasar yang dilakukan Bulog berkoordinasi dengan pemerintah daerah belum berhasil mengendalikan harga komoditas beras di pasaran.
“Harga komoditas beras di sejumlah pasar tradisional malah terus merangkak naik hingga Rp 13 ribu per kilogram,” ujar Candra kemarin.
Dirinya mengatakan, beras justru menjadi komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada bulan Desember 2017 di sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Kabupaten Jember, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Surabaya, bahkan di Jawa Timur.
“Operasi pasar kurang efektif untuk menurunkan harga beras karena kemampuan pemerintah melalui Bulog hanya 10 persen dan sisanya 90 persen dikuasai oleh swasta, sehingga untuk mempengaruhi turunnya harga beras agak susah,” tuturnya.
Selama tahun 2017, lanjut dia, komoditas beras juga menjadi penyumbang inflasi selama beberapa bulan seperti bulan Januari, Februari, April, Juli, Oktober, November, dan puncaknya penyumbang tertinggi pada Desember 2017.
”Inflasi bulan Desember 2017 di Kabupaten Jember sebesar 0,66 persen dan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar yakni beras yang memberikan andil 0,19 persen terhadap inflasi,” katanya.
Candra juga mengatakan, sejumlah komoditas beras pada tahun 2017 sebagai pemicu inflasi dan menempati urutan ketiga, harga beras merangkak naik cukup tinggi pada tiga bulan terakhir tahun 2017 karena biaya produksi petani naik, dan harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani tercatat tinggi berkisaran Rp 4.300 hingga Rp 4.900 per kilogram.
Sebelumnya Wakil Kepala Bulog Subdivre XI Jember Dwiana Puspita Sari mengatakan Operasi pasar merupakan salah satu langkah antisipasi dalam menjaga stabilitas harga pasar, khususnya menghadapi perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. (Imam)