Soal Mahar Jabatan Rektor 5 M, Rektor IAIN Madura Sebut Mahfud MD Asbun

Foto: Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim saat dimintai Keterangan di Halaman Mapolres Pamekasan
8090
ad

MEMOonline.co.id, Pamekasan - Mantan Ketua Mahkaman Konstitusi, Mahfud MD beberapa hari yang lalu mengungkapkan kejanggalan dalam pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023. Kejanggalan lain juga diungkapkan dalam pemilihan Rektor UIN Makassar dan Ketua STAIN Meulaboh.

Menurutnya, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin tidak melantik pemenang pemilihan Rektor UIN Jakarta, Andi Faizal Bakti.

"Tahun lalu dia (Andi) ikut pemilihan lagi, menang lagi, tidak dilantik lagi di UIN Ciputat," kata Mahfud saat berbicara dalam acara Indonesia Pengacara Klub yang ditayangkan langsung TV One, Selasa (20/3) kemaren.

Tak hanya itu, bahkan Mahfud menuding ada bau jual beli jabatan di lingkungan Menteri Agama. Sebab, kata dia, berdasarkan informasi yang dia terima, Andi pernah mendatangi seseorang dan meminjam uang sebesar Rp. 5 Miliyard bila ingin mendapatkan jabatan rektor.

"Andi didatangi orang dimintai Rp. 5 Miliyard untuk jadi Rektor," ucap Prof kelahiran Pamekasan, Madura.

Menanggapi pernyataan itu, Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim sebut Mahfud MD asbun (asal bunyi) tanpa adanya ternyataan dari kedua belah pihak.

"Saya kroscek pak Mahfud itu banyak data yang salah. Masak diminta Rp. 5 Miliyard, itukan gak masuk akal. Wong jabatan Rektor itu hanya berapa itu, 5 juta gajinya. Kalok gitu kan gak masuk akal," kata Kosim, usai menandatangani MoU dengan Polres Pamekasan.

Tak hanya berhenti disitu, Kosim juga akan menemui Mahfud MD soal pernyataan ngawurnya di depan publik itu. Sebab, kata Kosim, dia sebagai orang yang pakar hukum dan mantan Ketua MK agar lebih berhati-hati lagi dalam berucap di depan publik.

"Jadi pertama kalok ke Madura (Mahfud MD), saya ingin ketemu. Kedua, (Mahfud) hanya mendengar sepihak, mestinya kroscek dulu dengan pihak Kementrian Agama Pusat baru dia akan mendapatkan informasi yang seimbang," tegasnya kepada Mahfud.

Rektor dua periode itu juga menegaskan di lingkungan kampus IAIN Madura bersih dari yang namanya jual beli jabatan itu.

Kosim berdalih, pembentukan UU itu sesudah ia dilantik sebagai Rektor IAIN Madura.

"Kita itu ndak, undang-undang sudah jadi lama itu. Jadi kita ikut aturan saja memang prosesnya PMA yang disebut kemaren itu Pergutuan Tinggi itu di pilih oleh Menteri Agama, bukan oleh Senat. Tidak ada," kilahnya.

Bahkan, Kosim pun terkejut melihat sosok Mahfud MD yang berbicara lantang tanpa mendapat informasi yang akurat.

"Belom mendapatkan info yang akurat langsung di beberkan di depan forum seperti itu. Mestinya jangan sepihak. Diakan pakar hukum, masak begitu," paparnya.

Kata Kosim, mendengar pernyataan Mahfud MD di depan forum seperti itu merasa risih sebagai warga Madura. Sebab, kata dia, tidak ada orang Madura yang seperti itu.

"Saya merasa tidak enak sekali, ini orang Madura kok bicara tidak bagus begitu," tukasnya. (Faisol/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Achmad Fauzi Wongsojudo memenuhi harapan warga Desa Tanjung Kiaok dan Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura,...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Dunia Pers Indonesia kembali kehilangan sosok tokoh yang berdedikasi dan penuh...

MEMOonline.co.id, Jember- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, pemerintah Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, berikrar...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pengasuh Pondok Pesantren Musyawirin di Desa Pagerungan Kecil, Pulau Sapeken, Kiai Makki, menyambut hangat kunjungan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, H. Zainal Arifin, mengunjungi salah satu korban Srikandi FAHAM di Kecamatan Lenteng untuk...

Komentar