MEMOonline.co.id, Pamekasan - Beberapa minggu yang lalu, kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura dihebohkan dengan pembubaran kajian muslimah Islam Lovers Community yang diduga kuat berafiliasi dengan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Pembubaran kajian muslimah ILC pada hari Jumaat (8/3) kemaren, bertempat di ruang 21 gedung F pada pukul 10.45 WIB itu atas perintah Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim.
Menanggapi adanya komunitas yang pahamnya menyerupai dengan HTI, Mohammad Kosim meminta kepada Resimen Mahasiswa (Menwa) untuk memantau gerak-gerik ILC ini.
Sebab, kata dia, kajian muslimah yang diterapkan ILC itu kabarnya berafiliasi dengan HTI. Sehingga, kata Kosim, kajian yang berpaham HTI itu perlu kiranya dibubarkan dan diberantas dari lingkungan kampus, karena sudah jelas menentang Pancasila dan merusak keutuhan NKRI.
"Waktu itu saya dapet info bahwa kajian itu berafiliasi dengan HTI, maka dari itu saya menyuruh Menwa untuk memantaunya. Dan kebetulan, pada saat dibubarkan itu pematerinya kader HTI. Ia dibubarkan paksa," kata Kosim.
Menurutnya, kajian ILC yang diikuti sekitar 65 mahasiswa dari berbagai Prodi (Program Studi) itu aslinya bagus, hanya saja pematerinya itu kader HTI.
"Saat bertemu dengan saya itu ternyata bagus kajiannya, hanya saja pematerinya yang kebutal bagroundnya HTI," ungkapnya.
Usai kejadian pembubaran itu, Kosim meminta kepada seluruh anggota ILC, jika nantinya ada kegiatan-kegiatan Islami kiranya menggunakan pemateri asli dari kampus IAIN Madura.
"Waktu itu kami meminta pematerinya dosen-dosen IamAIN Madura. Apa wong kapasitas dan kepintarannya sama, bahkan melebihi," tuturnya.
Lebih lanjut, Kosim tidak akan berhenti disitu dalam memantau komunitas-komunitas yang berkedok Islam namun ideologinya berpaham khilafah. (Faisol/diens)