MEMOonline.co.id, Sumenep – Ternyata, biaya pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kecamatan/Kepulauan Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tergolong cukup mahal.
Pasalnya, setiap siwa dibawah naungan Kementrian Agama (Kemenag) Sumenep tersebut, harus menyediakan anggaran sekitar Rp1,5 juta untuk bisa ikut UNBK.
Hal itu dikatakan oleh salah satu perwakilan pemuda asal Raas, Suryadi, Rabu (21/2/2018).
Menurutnya, berdasarkan hasil temuannya dibawah, semua biaya pelaksanaan UNBK dibebankan kepada siswa.
“Anggaran setiap jenjang pendidikan tidak sama, untuk tingkat MTs dan MA di Pulau Raas ada yang dipungut sebesar Rp 600, Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta per siswa,” kata Suryadi.
Berdasarkan informasi yang diterima, pungutan itu untuk kebutuhan perlenglengkapan ujian, seperti halnya komputer dan server.
Sebab sarana UNBK tidak disiapkan dari pemerintah, melainkan dibebankan kepada madrasah. Kemudian madrasah membebankan kepada wali siswa.
"UNBK di Pulau Raas ini tidak siap. Pelaksanaan UNBK dipaksakan. Sehingga memberatkan kepada wali siswa," paparnya, saat melakukan audensi dengan Kasi Pendidikan Madrasah, Kantor Kementerian Agama (Kemebag) Sumenep, Rabu (21/2/2018).
Oleh sebab itu, pihaknya meminta Kemenag memberikan kebijakan, dan tidak membebani kepada wali siswa. Sebab, pelaksanaan UNBK yang biayanya dibebankan kepada wali siswa sangat memberatkan.
"Kami minta Kemenag memberikan kebijakan yang tidak membebani wali siswa atau siswa. Jangan memaksakan diri melaksanakan UNBK jika masih dibebankan kepada wali siswa," pintanya.
Kasi Pendma Kemenag Sumenep, Moh. Tawil mengatakan tidak ada paksaan kepada madrasah untuk menggelar UNBK. Tawil mengaku pelaksanaan ujian akhir diserahkan kepada madrasah masing-masing. Apakah madrasah mau menggunakan UNBK atau UNKP (Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil).
"Kami selama ini tidak pernah memaksa (sistem pelaksanaan ujian akhir). Begitu juga bagi madrasah yang mau melaksanakan UNBK, tidak ada aturan untuk minta kepada wali siswa. Tapi selama wali siswa tidak keberatan dimintai sumbangan untuk biaya ujian akhir, ya boleh-boleh saja," pungkasnya. (Ita/diens)